KABUPATEN TANGERANG — Kisah pilu datang dari seorang anak bernama Satia, warga Desa Rancagede, Kecamatan Gunung Kaler. Satia, yang seharusnya menikmati masa pendidikan di bangku sekolah dasar, harus menanggung beban berat akibat penyakit kulit aneh yang menyerang wajahnya. Penyakit tersebut tak kunjung sembuh meski sudah berusaha diobati secara sederhana oleh orang tuanya, pasangan Ibu Sanah dan Bapak Tinggal.
Kondisi yang dialami Satia bukan hanya berdampak pada kesehatan fisiknya, tetapi juga mengganggu psikologisnya. Ia kini merasa takut berinteraksi dengan orang lain dan memilih menutup diri. Bahkan, Satia enggan bersekolah lantaran kerap menjadi korban ejekan dan perundungan teman-temannya.
Mendengar kabar tersebut, Kepala Desa Rancagede, H. Yani, bergerak cepat. Selasa (2/8/2025), ia bersama jajaran perangkat desa langsung mendatangi kediaman keluarga Satia untuk memberikan dukungan moral sekaligus memastikan adanya pendampingan. “Kami sangat prihatin dengan kondisi Satia. Pemerintah desa siap mendampingi agar anak ini mendapat penanganan medis yang tepat. Kami berharap pihak terkait, baik pemerintah daerah maupun lembaga kesehatan, dapat segera turun tangan membantu,” ujar H. Yani.
Warga sekitar pun ikut menyuarakan keprihatinannya. Mereka berharap Satia bisa segera mendapat perhatian dari pihak berwenang agar penyakit kulit yang dialaminya bisa ditangani secara medis oleh tenaga ahli. Selain itu, dukungan psikologis juga sangat dibutuhkan agar Satia kembali percaya diri dan bisa melanjutkan pendidikannya tanpa rasa takut.
“Kasihan anaknya, sekarang saja sudah takut melihat orang. Kami mohon agar pemerintah maupun pihak-pihak terkait bisa membantu penanganannya,” ungkap salah seorang warga.
Kisah Satia menjadi pengingat bahwa kesehatan anak-anak, baik fisik maupun mental, perlu mendapat perhatian lebih. Pemerintah desa telah menunjukkan langkah awal, namun dibutuhkan kolaborasi lintas pihak agar Satia benar-benar bisa sembuh dan kembali menjalani kehidupan seperti anak-anak lain pada umumnya.